Meredup menginang lantunan jingga
Merubah keabadian akan ambisi
Dan ketika kenangan tak berucap
Layaknya perahu tenggelam terbalik
Dan ketika matahari menghilang dari peradaban
Tak satupun yang nampak terundang
Perihal makna untai lisan
Hanya lambain angkuhmu yang tak terbendung
Ketika rona dua hati yang membelah
senja pun menjadi saksi
Kayu bakar yang tak sempat berbicara ketika ia menjadi abu
Mengutuk hirau kenangan tersinyalir
Teruntuk kepada sang perindu
Hamparan anganku yang terus membuai
Hanya pada dikaulah rantai tulis ini bersenyawa
Merajuk membesut kesucian indahnya rona hati
Merubah keabadian akan ambisi
Dan ketika kenangan tak berucap
Layaknya perahu tenggelam terbalik
Dan ketika matahari menghilang dari peradaban
Tak satupun yang nampak terundang
Perihal makna untai lisan
Hanya lambain angkuhmu yang tak terbendung
Ketika rona dua hati yang membelah
senja pun menjadi saksi
Kayu bakar yang tak sempat berbicara ketika ia menjadi abu
Mengutuk hirau kenangan tersinyalir
Teruntuk kepada sang perindu
Hamparan anganku yang terus membuai
Hanya pada dikaulah rantai tulis ini bersenyawa
Merajuk membesut kesucian indahnya rona hati
Puisi ini mengisahkan seseorang yang sedang merayu mantan kekasih yang sangat di kasihinya , berawal dari mengingat kembali kesalahan fatal yang sempat ia buat , ia pun terus berjuang berdoa bahkan tak henti hentinya untuk mendambanya kembali , setelah bebrapa alunan waktu , ia sadar bahwa orang yang di kasihinya pun tak akan kembali , ia sudah menemukan belahan hatinya yang baru , dan akhir dari kisah puisi ini hanya bisa mencurahkan perasaanya lewat puisi ini , selamat membaca guys :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar